Pariwisata
POTENSI KEPARIWISATAAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR
A. PENDAHULUANKabupaten Polewali Mandar adalah sebuah kabupaten yang dalam peta administratif masuk ke dalam wilayah Sulawesi Barat melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
Sebelum dinamakan Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2004, daerah ini bernama Polewali Mamasa (Polmas) yang secara administratif berada dalam wilayah Sulawesi Selatan. Setelah terjadi pemekaran Kabupaten Mamasa sebagai kabupaten sendiri, nama kabupaten Polewali Mamasa pun diganti menjadi Kabupaten Polewali Mandar.
Kabupaten Polewali Mandar memiliki sejumlah kekhasan, seperti kekayaan alam dan kebudayaan sebagai potensi pariwisata yang besar dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi Barat. Diantara potensi besar tersebut adalah, wisata bahari, wisata alam, wisata budaya dan kerajinan yang tersebar hampir disemua kecamatan. Mulai dari wisata bahari kepulauan dan pesisir pantai yang sangat indah dan alami. Ditambah dengan wisata pedalaman yang memiliki wisata tirta, wisata ritual dan situs hingga wisata sosial dan publik yang juga menawarkan sejuta keindahan kebudayaan dan alam yang eksotis.
Bagi siapapun pejalan budaya dan petandang wisata tentu akan pulang membawa sejuta kesan yang tak dapat dilupakan. Sebab segera setelah matahari terbit dari ujung timur, maka hamparan kilauan pasir putih disepanjang pantai ditambah aktivitas para nelayan yang turun melaut atau pulau dari laut, mulai dariKKecamatan Binuang hingga Kecamatan Tinambung akan membentang panorama nan eksotis yang menawarkan sejuta kedamaian sekaligus penegasan akan ketegaran para pelaut ulung Mandar. Menyusur samudera dengan Sandeq (perahu bercadas khas Mandar).
Akhirnya bersiap-siaplah untuk menjadi To Mandar (orang Mandar). Dengan datang dan meneguk wai marandanna (air putih-nya) orang mandar di Kabupaten Polewali Mandar, ditemani simpul senyum warga masyarakat ramah dan setiap saat siap menjadi penyaksi dan teman setiap kedatangan pejalan budaya dan wisatawan.
Mewakili seluruh staf Pemerintah Kabupaten Polewali Mandarmenyatakan akan memberikan pelayanan kepada para petandan budaya dan wisatawan. Terlebih, bantuan kepada investor untuk berinvestasi di daerah yang tengah mengembangkan investasi di berbagai bidang. Utamanya bidang perdagangan, pertambangan dan gas yang ke depan akan kian kompetitif, mengikat kekhasan kekayaan potensi yang baik.
Selamat datang di Kabupaten Polewali Mandar.
B. SAMBUTAN BUPATI
Kami mengucapkan selamat datang dan haturan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu pencapaian pembangunan di Kabupaten Polewali Mandar. Khususnya di bidang kebudayaan, seni dan Kepariwisataan.
Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.022.30 km2 yang terbagi dalam 15 kecamatan terletak di antara 20 40?303�00�LU dan 11��040�27�BT yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mamasa do Sebelah Utara, Kabupaten Pinrang di Sebelah Timur, Selat Makassar Sebelah Selatan dan Kabupaten Majene di Sebelah Barat.
Ditakdirkan memiliki beragam keunikan dan kekayaan alam yang melimpah, mulai dari kekayaan kebudayaan, kekayaan alam pesisiran, bahari dan pedalaman. Serta karya cipta seni budayayang merupakan representasi pintal nilai-nilai kearifan orang Mandar yang melekat pada setiap masyarakatnya.
Selaku pemerintah, kami tentu sangat menyambut positif diterbitkan buku profil kebudayaan dan pariwisata ini. Sebab bagi kami, ini adalah bahagian dari cara Kami mentafsir konsep dasar kepemimpinan Mandar yang memahami� tarrare do alloo tammatindo di wongi mappikkirri atuowanna pa�banua� (gelisah di siang hari, tak lelap di malam hari, memikirkan prima untuk warga masyarakat). Yang lalu terjewantahkan ke dalam visi kabupaten yang berorientasi kepada terwujudnya masyarakat Kabupaten Polewali Mandar bernafaskan ajaran agama dan nilai-nilai budaya sipamandar ( saling menguatkan).
Nah, tentu hal ini tidaklah berlebihan, sebab kekayaan kebudayaan, seni dan keragaman eksotika alam di Polewali mandar ini adalah potensi dan aset yang tak ternilai. Utamanya dalam melecut minat investor, para pejalan budaya dan wisatawan untuk berivestasi dan bertandan ke Kabupaten Polewali Mandar.
Akhirnya dengan rendah hati, Kami mengundang para investor, pejalan budaya, para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung serta menikmati kakhasan dan keunikan sewni budaya dan alam di Kabupaten Polewali mandar. Terima Kasih …..
C. SAMBUTAN KEPALA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Selamat datang
Dengan segenap kerendahan hati, Kami mengucapkan tawe� para salama� to pole anna toripolei ( selamat kepada Anda yang pendatang dan kami yag didatangi). Haturan terima kasih Kami sampaikan, serta ajakan kepada Anda untuk datang mengenal dan berjabat tangan erat lebih dekat dan lebih karib dengan kami.
Jamaknya pembuka tirai, Kami menyingkapkan keistimewaan, keunikan dan kekhasan panorama alam yang teramat sangat alami dan eksotis, kekhasan kebudayaan, situs dan ritual yang memikat di warnai seulas senyum Kami bersama warga Kabupten Polewali Mandar. Melihat dari dekat keistimewaan perahu Sandeq. Perahu bercadik yangn memintal peradaban degan mengarungi gelombang samudera sebagai penegasan bahwa pelaut Mandar, benarlah pelaut yang ulung. Atau tentang pintal sarung sutera Mandar penegasan komitmen kesetiaan perempuan-perempuan Mandar yang telah mendunia melintasi batas-batas area budaya. Serta situs penegasan hukum dan demokrasi yang telah mengantarkan Mandar kepada keemasan sejarah sebuah peradaban. Sebuah entitas agung nan luhur.
Dengan pelayanan prima, Kami siap menunggui untuk menemani para pejalan budaya, wisatawan mancanegara dan domestik untuk melihat dan merasakan kekhasan kami dengan setumpuk pasilitas-pasilitas pelayanan sebagai kabupaten yang telah siap untuk didatangi. Sehingga, sekali lagi, dengan rendah hati Kami menyampaikan, bahwa segera setelah matahari terbit dari balik gulungan gelombang dan ombak teluk Mandar, Kami telah siap mengantarkan anda hingga matahari terbenam di puncak-puncak bebukitan yang menawarkan sejuta eksotika. Meninggalkan jejak-jejak yang tidak terlupakan, sebagai sebuah kehangatan. Bukan sebagai mimpi, tetapi sebuah kenyataan kehangatan kebudayaan tanah Mandar.
Akhirnya, Kami mengundang anda semua untuk bertandang ke Kabupaten Polewali Mandar dimana puncak pencapaian keemasan kebudayaan Mandar.
D. POTENSI SUMBER DAYA ALAM MARITIM
Kabupaten Polewali Mandar, sebagai kabupaten yang memiliki kekhasan kebudayan maritim menjadi tidaklah lengkap jika tidak melihat dan mandatangi pulau-pulau yang bertebaran di sepanjang pantai Polewali. Tercatat sedikitnya ada 6 pulau-pulau kecil mulai dari Pulau Battoa, Pulau Tangnga, Pulau Tosalama�, Pulau Gusung Toraja dan Pulau Karamasang serta Pulau Panampeang yang bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan perahu motor milik warga yang menjangkar di Kecamatan Binuang dan Kecamatan Polewali dengan jarak tempuh sekitar setengah jam perjalanan. Yang menarik dari pulau ini, selain keindahan alamnya, beberapa diantaranya pulau-pulau ini hingga kini belumlah berpenghuni. Sehingga cukup refresentatif untuk ditempati bersantai atau rekreasi bersama keluarga ditemani semilir angin laut dan debur gelombang yang lembut, tenang dan berahabat seraya memancing, berjemur dan berenang.
Selain beberapa pulau ini tidak berpenghuni, khusus pulau � pulau yang berpenghuni juga menawarkan beragam aktivitas masyarakat khas masyarakat pesisiran yang menarik dan selalu tampil dengan seulas senyum ramah menyambut siapa saja yang datang bertandang ke tempat ini. Belum lagi flora dan fauna laut yang juga menawarkan keindahan tersendiri. Ditambah denga belantara hutanbakau yang beberapa diantaranya meliuk dan menambah keindahan bibir pantai pulau-pulau ini.
Sebelum mencapai pulau-pulau ini, utamanya jika perjalanan laut yang ditempuh menyusuri peisir pantai dan dimulai dari Kecamatan Polewali, seain aktivitas penangkapan ikan secara tradisional akan banyak ditemui, pemandangan bagang yang berdiri tegak diatas permukaan laut pun akan banyak dijumpai. Termasuk aktivitas penambak rumput laut yang bertebaran di sepanjang pantai. Seakan menegaskan, betapa karibnya masyarakat sekitar pulau ini dengan laut. Sebagai tempat mereka untuk menafkahi hidup dan mengisi waktu dalam kehidupan mereka.
Aktivitas lainnya yang juga akan sangat banyak ditemui disepanjang perjalanan menuju pulau-pulau tersebut, adalah beberapa warga masyarakat yang mencari nafkah dengan menangkap ikan menggunakan jala atau alat pancing dari atas perahu-perahu tradisional milik mereka. Sehingga, selain keindahan alam laut yang akan kita tenui dalam perjalanan menyusuri pulau-pulau ini, kita juga akan diperkenalkan denga beragam jenis perahu-perahu tradisonal masyarakat sekitar pulau ini. Mulai dari soppe-soppe, lepa-lepa, ba,go dan lain sebagainya yang kesemuanya itu, mereka gunakan untuk mencari nafkah di lautan.
Palippis sebagai salah satu objek wisata pesisir pantai juga menawarkan keindahan panorama alam laut yang sangat eksotis. Palippis yang terletak di Desa Bala Kecamatan Balanipa ini sekitar 20 Km dari ibu kota Kabupaten Polewali Mandardan terletak di jalan poros Provinsi Sulawesi Barat ini menjadi kian menarik, sebab selain hamparan pasir putih yang memanjang, di sepanjang pantai keindahan alam perbukitan dan batu karang dan tebing dan goa alam pun tertawarkan. Utamanya di Lawuang yang memanjang dan bersambung dengan pantai Palippis dengan garis pantai kurang lebih sepanjang tiga kilo meter juga menawarkan eksotika tebing karang yang menyerupai ngarai.
E. PERAHU SANDEQ
Perahu Sandeq juga adalah sebuah ikon kehebatan maritim masyarakat mandar, cukup beralasan memang, sebab kehebatan para pelaut Ulung Mandar dibuktikan melalui pelayaran yang menggunakan perahu bercadik ini. Dalam keseharian perahu Sandeq digunakan untuk mencari nafkah di laut yang terdalam sekalipun. Tercatat dalam sejarah perahu Sandeq telah terbukti sanggup berlayar hingga ke Singapura, Malaysia, Jepang dan Madagaskar.
Sebab selain ia memiliki bentuk yanng elok nan cantik dengan panjang kurang lebih 9-16 meter dengan lebar 0,5-1 meter juga mampu dipacu hingga kecepatan 15-20 Knot atau 30-40 Km per jam. Sehingga perahu layar yag cantik dan tercepat juga mampu menerjang ombak yang besar sekalipun. Beberapa even perlombaan pun kerap digelar untuk membuktikan ketangguhan perahu ini. Untuk melihat dari dekat proses pembuatan perahu cadik yang berlayar ini pun dapat ditemui di Pambusuang Kecamatan Balanipa.
F. ALAM PEDALAMAN
Selain objek wisata alam maritim, perjalanan ke Kabupaten Polewali Mandar juga terasa tidak lengkap jika tidak menempuh perjalanan wisata ke arah pedalaman yang juga menawarkan beragam paket keindahan khas masyarakat agraris. Seperti di daerah Kelapa Dua Kecamatan Andreapi sekitar 10 Km dari Polewali juga dari atas puncak hamparan sawah bersusun milik warga juga menawarkan keindahan yang sangat alami. Atai di Mosso Kecamatan Balanipa serta di Alu Kecamatan Alu dengan khas jalannya yang meliuk dan berberbelok-belok dan dari puncak daerah pegunungan ini panorama matahari tenggelam juga dapat ditemukan menghilang di balik pegunungan dengan tempias cahaya yang sangat cantik. Ditambah panorama liukan sungai �sungai yang tampak eksotik dsari atas pegunungannya.
G. WISATA TIRTA
Di daerah pedalaman selain wisata alam dan jenis buah-buahan yang dapat dinikmati pada musim-musim tertentu, seperti durian, langsat dan rambutan sebagai potensi agro wisata. Tak kalah menarinkya, wisata tirta seperti; air terjung bersusun Indo Rannoang dan pemandian Limbong, keduanya di Kecamatan Andreapi. Selain itu, objek wisata tirta lainnya juga dapat ditemui di Biru Kecamatan Binuang, atau Limbong Miala dan Limbong Kamandang di desa Kurra Kecamatan Tapango.
Ditambah objek wisata tirta Sekka-sekka yang terletak di Batupanga Kecamatan Luyo, sekitar kurang lebih 5 Km dari Polewali. Kendati tidak alami, sebab ai merupakan proyek bendungan irigasi, tetapi ia cukup menawarkan panorama yang indah, sebab ditempat ini acara rekreasi pun dapat berlangsung meriah. Sebab selain dapat digunakan sebagai tempat pemandian dan olah raga berenang, acara memancing ikan air tawarpun dapat dilakukan ditempat ini.
H. WISATA RITUAL
Yang cukup khas dari masyarakat Mandar di kabupaten Polewali Mandar adalah beragamnya ritual-ritual adat yang juga menawarkan kehangatan sekaligus kemegahan sebuah kebudayaan. Karena pada ritual-ritual adat tersebut, selain dapat diamati sebagai peristiwa kebudayaan. Juga secara bersamaan dapat tercermati nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat Mandar. Seperti, ritual niparakka�I (pelantikan adat) misalnya. Yang berhak melakukan pelantikan adalah para penghulu adat yang mewakili atau merefresentasi warga masyarakat. Demikian pula bagi yang dilantik, juga mesti telah melalui ritual assipulu-pulungan (musyawarah) untuk menyeleksi appena ( watak) dan pangandaranna (kemampuan) yang lalu dulanjutkan dengan upacara assitaliang (pengucapan) yang dilakukan di depan warga masyarakat dan para penghulu adat. Kendati ritual ini agak jarang ditemukan kecuali pada waktu-waktu tertentu, namun ia cukup menawarkan sebuah fenomena kebudayaan masayarakat yang berdiam di Polewali Mandar.
Ritual lainnya adalah mappatamma (khataman) yang digelar bersamaan dengan pammunuang (maulidan). Yang menarik, sebab ritual serupa ini rutin digelar tiap tahunnya pada bulan-bulan Maulidan dan hampir dilakukan di semua kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, seperti di Tinambung, Balanipa dan Campalagian, serta Limboro dengan daya tarik utamanya, hadirnya perempuan-perempuan Mandar yang cantik nan kemayu menunggangi kuda pattu�du (menari) ditambah dengan pernak-pernik tiri� (telur yang ditusuk serupa sate) yang menghiasi ritual ini. Sedang kuda menari sendiri juga acapkali pula ditampilkan pada ritual-ritual tradisi lainnya seperti tomesunna� (sunatan), pappalikka (perkawinan), dan acara syukuran atau hajatan serta kenduri budaya lainnya. Lengkap dengan tetabuhan rebana dan tembang kalinda�da (sastra lisan Mandar) yang ditembangkan di depan kuda menari tersebut.
I. WISATA SITUS
Situs seakan menjadi kekuatan lain dari keluhuran kebudayaan masyarakat Mandar yang dapat ditemui dibanyak tLempat di Kabupaten Polewali Mandar sebagai pusat kerajaan Mandar saat mencapai Lpuncak keemasannya. Salah satu situs yang sangat monumental adalah, situs atau makam Todilaling atau Imanyambungi mara�dia (Raja) pertama Balanipa. Situs ini dapat ditemui di atas puncak pegunungan dibawah rimbunnya pohon beringin di Napo Kecamatan Limboro sekitar 5 Km dari jalur jalan poros Provinsi Sulawesi Barat.
Sahdan ditempat ini, beberapa perempuan penari dan penabuh rebana serta pengikut setianya dimasukkan ke dalam liang untuk menghibur raja yang telah tinggal jasad itu. Sebagai makna loyalitas dan rasa turut berbelasungkawa yang terdalam. Sehingga menurut cerita yang melegenda, hingga tujuh hari tujuh malam pasca dikebumikan, warga yang ada di sekitar makam masih dapat mendengar suara tetabuhan rebana dari dalam liang makam itu. Hingga akhirnya sunyi senyap, setelah semua pengikut setia sang raja tersebut menghembuskan napas terakhirnya.
Situs lain yang juga menarik untuk dikunjungi adalah situs yang terletak di Alu Kecamatan Alu yang merupakan Makam Ammana Pattowali, salah satu tetua leluhur dan pejuang Mandar. Yang menarik dari situs ini, karena ia tidak dikubur ke dalam tanah, tetapi berdiri tegak dan konon jika situasi dan suhu kampung tidak tenang, semisal akan ada bencana atau keributan di Mandar. Maka situs kuburan ini akan bergerak dan bergeser posisinya. Tetapi akan kembali tegak, ketika kedaan kembali normal. Situs ini terletak sekitar 15 Km ke arah Alu dari jalan poros Kecamatan Tinambung. Untuk sampai di tempat ini, dapat dilalui dengan kendaraan roda empat dan harus melewati jalan berkelok melalui pegunungan dan sepanjang pesisir sungai Mandar.
Selain itu, situs lainnya juga dapat ditemui tidak jauh dari Todilaling di Tammajarra, sekitar 4 Km dari jalan poros, juga diatas puncak bukit adalah situs makam Tomepayung raja kedua kerajaan Balanipa. Yang menarik dalam kawasan situs ini adalah, adanya bala tau (arena sabung orang) yang terbuat dari batu persegi empat dengan luas kurang lebih 4 x 5 meterpersegi. Sebagai tempat eksekusi sengketa yang melibatkan laki-laki. Cukup dengan dibekali keris kedua orang yang bersengketa itu lalu dimasukkan ke dalam arena tersebut. Diyakini, yang terkalahkan sudah pasti berdadi pihak yang salah. Selain arena bala tau, di tempat ini juga terdapat pula tiga tungku besar yang kono adalah tempat untuk mengeksekusi perkara yang melibatkan kaum perempuan. Dengan jalan, kedua pihak yang berperkara memasukkan tanggannya ke dalam tungku yang berisi air mendidih. Hal ini juga diyakini, bagi siapa yang tangannya melepuh maka dialah yang berada di pihak yang bersalah.
Peninggalan situs lainnya, masih pada jaman kerjaan Tomepayung adalah, situs batu yang dikenal sebagai allamingan batu assitaliang yang terletak di Kecamatan Luyo. Sekitar 8 Km dari jalan poros Kecamatan Mapilli. Situs ini adalah simbol dari ikrar persatuan tujuh kerajaan do pedalaman dan tujuh kerajaan di pesisir yang menyatu dalam sebuah komfederasi Mandar abad ke-18.
Wiasata lain yang dapat dikunjungi dan tak kalah menariknya di Kabupaten Polewali Mandar adalah wisata peninggalan sejarah islam. Seperti mesjid Nuruttaubah atau yang lebih dikenal dengan Mesjid Imam Lapeo peninggalan atau warisan Imam Lapeo. Mesjid ini terdapat di Lapeo Kecamatan Campalagian dan berada di jalur jalan poros Provinsi Sulawesi Barat. Sekitar 30 Km dari Polewali. Di samping mesjid ini pulalah makam Imam Lapeo, salah seorang toko sufistik Mandar yang sangat dalam ilmu keagamaanya berada.
Selain itu, mesjid yang juga monumental bagi sejarah perkembangan islam di Mandar adalah, mesjid tua yang terletak sekitar 2 Km dari jalur jalan provinsi. Terdapat di Desa Lambanan Kecamatan Balanipa. Menurut sejarahnya, mesjid ini didirikan sekitar tahun 1600 M.
Sejarah pengembangan islam yang monumental di Mandar juga dapat ditemui pada makam Syech Al Ma�ruf salah satu penganjur agama Isalam yang pertama di Tanah Mandar yakni sekitar abad XVI. Terletak di Pulau Tosalama Ammassangan Kecamatan Binuang, yang untuk mengunjunginya ditempuh melalui perjalanan laut dengan menggunakan perahu motor, waktu perjalanan sekitar 15 menit dari Polewali. Sebagai penganjur agama Islam yang memiliki kedalaman ilmu agama yang sangat luas, maka Sech Al Ma�ruf lalu kemudian dijuluki To Salama (yang dikeramatkan ). Sebagaimana nama tempat beliau dimakamkan.
J.PAKAIAN ADAT
Pakaian adat masyarakat Mandar, utamanya yang ada di Polewali Mandar juga sangatlah beragam. Namun bagi orang Mandar untuk mengenakan pakaian adat tertentu, mesti mengikuti etika dan tradisi yang telah dianut secara turun temurun. Salah satu pakaian adat Mandar yang cukup pupuler adalah, jenis baju pokko dan passigar. Pakaian adat ini biasanya dikenakan pada acara perkawinan oleh pengantin atau pada saat perempuan menunggang kuda pattu�du (menari). Juga pada saat dilangsungkan acara-acara tradisi kenduri budaya lainnya, lengkap dengan pernak �perniknya seperti dali (subang), gallang (Gelang) dan sebagainya.
K.TRANSPORTASI TRADISIONAL
Yang tak kalah menariknya dicermati saat berkunjung ke Polewali Mandar adalah, kendaraan tradional sebagai alat transportasi yang hingga kini masih banyak digunakan oleh warga. Bagi pelancong juga dapat mengendarainya kendaraan-kendaraan tradisional ini seperti bendi yang digunakan dari satu desa ke desa lainnya. Atau kuda tunggangan untuk menuju beberapa desa yang medannya agak berat di beberapa daerah pedalam. Hingga perahu motor maupun perahu layar yang juga banyak digunakan oleh warga yang menyeberang ke pulau-pulau kecil kecil di Polewali. Bahkan sekedar untuk memancing ikan dan kegiatan rekreatif lainnya. Sehari-hari kendaraan serupa ini digunakan warga untuk aktivitas pencaharian nafkah di laut khusus untuk daerah-daerah pesisiran.
L.AKTIVITAS SOSIAL DAN PUBLIK
Aktivitas warga masyarakat Mandar yang ada di Polewali Mandar yang juga cukup menarik dinikmati adalah aktivitas tradisional dalam mencari nafkah di laut maupun di sungai. Mulai dari memancing ikan di laut atau di sungai, atau sekedar mendayung lepa-lepa (jenis perahu tradisional) untuk menambang pasir di sungai Mandar. Aktivitas ini hampir bisa ditemui di sepanjang pesisir pantai yang memanjang mulai dari Kecamatan Binuang hingga Kecamatan Tinambung. Kecuali penambangan pasir dengan menggunakan alat angkut lepa-lepa hanya dapat ditemui di sepanjang sungai Mandar yang membelah Kecamatan Tinambung dan berada di jalur jalan poros Provinsi Sulawesi Mandar.
M. KONSEP NILAI SIWALI PARRI
Hal lain yang sangat menarik dan cukup unik di Mandar adalah meletaknya konsep nilai siwaliparri�. Konsep siwaliparri� sendiri berangkat dari pemahaman akan kebersamaan dan kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam menafkahi kehidupan. Hal ini tergambar dari begitu banyaknya perempuan-perempuan Mandar, utamanya ibu-ibu rumah tangga baik di wilayah pedalaman maupun di pesisir yang ikut membantu suaminya dalam mengerjakan kegiatan yang bernilai ekonomi. Untuk mendukung kehidupan rumah tangga mereka. Mulai dari perempuan menambang pasir di sungai Mandar Tinambung, penjemur gabah, pengambil makanan ternak dan pemikul air enau. Untuk aktivitas serupa inidapat ditemukan hampir ditemukan disemua Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar. Hinga kini, konsep ini masih terus dipraktekkan ditengah-tengah masyarakat sebagai sebuah nilai budaya luhur orang Mandar.
N. PEREMPUAN YANG BEKERJA
Sehingga dalam keseharian masyarakat Mandar, utamanya yag berdiam di wilayah Kabupaten Polewali Mandar, pemandangan perempuan-perempuan yang bekerja menjadi sesuatu yang sangat akrab. Mulai dari pembuat gula aren, membuat kasur kapuk, atau perempuan pemecah kemiri serta perempuan pemintal tali. Untuk mengamati aktivitas perempuan-perempuan Mandar ini dapat ditemukan di hampir semua kecamtan. Tetapi untuk aktivitas-aktivitas tertentu, seperti pembuat gula areng dapat ditemukan di daerah pedalaman seperti di Kecamatan Balanipa, Limboro dan Alu serta di beberapa kecamatan lainnya. Demikian pula halnya dengan pembuat kasur kapuk, juga ditemukan di Kecamatan Wonomulyo dan Limboro. Sedangkan perempuan pemintal tali dapat ditemukan di Kecamatan Balanipa dan Limboro.
O. DUNIA ANAK LAUT DAN SUNGAI
Untuk melengkapi kunjungan kita ke Polewali Mandar, di beberapa tempat di dunia permainan anak �anak Mandar juga menawarkan nuansa lain yang menarik, bahkan sayang untuk dilewatkan. Betapa tidak, dari aktivitas permainan mereka, dapat ditemukan kenyataan lain, betapa karibnya mereka dengan alam tempat mereka hidup. Sehingga pemandangan anak-anak yang memancing di pinggir pantai adalah pemandangan yang akan sangat pengasyikkan. Atau di wilayah pedalaman maka mata kita akan dipertemukan dengan dunia riang anak-anak Mandar yang bermain sambil mandi atau mereka yang mengambil air sungai untuk membantu keluarga. Bahkan bisa jadi, akan membuat kita untuk ikut serta menikmati dunia riang mereka. Pemandangan serupa ini dapat kita temukan hampir disemua wilayah pesisiran dan di wilayah pedalaman. Utamanya di sungai Mandar yang bermuara di Kecamatan Tinambung.
P. PASAR TRADISIONAL
Salah satu objek kunjungan yang tak kalah menariknya di Polewali Mandar adalah, pasar-pasar tradisional. Objek ini sangat menarik, sebab beberapa hasil kerajinan dan keterampilan masyarakat Mandar yang bercita rasa tradisional dengan gampang dapat di temukan di tengah-tengah pasar tradisional. Tidak terkecuali makanan khas tradisional mandar juga dapat ditemuka, bahkan dapat dicicipi di pasar-pasar yang juga merata ada hampir di semua kecamatan di Polewali Mandar.
Q. TANGAN TANGAN YANG TERAMPIL
Tak kalah dengan daerah lain, beragam hasil kerajinan dan keterampilan tangan yang bercita rasa artistik tradisional juga dapat dijumpai di Polewali Mandar. Mulai dari proses pembuatan perahu, pembuatan tembikar atau gerabah hingga pada pembuatan keris, parang, jembiah dan senjata tajam lainnya. Khusus pembuatan perahu bermotor maupun yang tradisional dapat ditemui di sepanjang pesisir pantai Kecamatan Campalagian hingga Kecamatan Balanipa dan Tinambung. Untuk pembuatan gerabah atau tembikar dapat pula ditemui di Kecamatan Balanipa. Demikian pula halnya para pandai besi yang menempah keris, jembiah dan senjata tajam lainnya dapat pula ditemukan di Kecamatan Campalagian.
R. SISI LAIN
Sisi lain Kabupaten Polewali Mandar yang juga menarik untuk dimasukkan dalam agenda kunjungan adalah, menengok aktivitas masyarakat kabupaten ini yang memiliki kekhasan tersendiri bagi pejalan budaya dan petandan wisata. Seperti aktivitas nelayan atau penangkap ikan di pesisir dan aktivitas turun sawah untuk yang tinggal di daerah yang memiliki areal persawahan. Sedangkan bagi masyarakat yang tinggal didaerah bantaran sungai akan ditemukan aktivitas mereka ketika turun ke sungai sekedar untuk mandi atau bermain-main. Kesemuanya ini tentu menjadi objek yang juga menarik. Termasuk aktivitas mencari kutu di depan tangga rumah warga diwakt-uwaktu senggang mereka.
S. KESENIAN TRADISIONAL
Salah satu objek wisata di Polewali Mandar yang juga menarik adalah, objek kesenian tradisional mereka. Beberapa kekayaan kesenian tradisional ini dapat dilihat dari kepandaian para seniman tradisi dalam menabuh perkusi jenis rebana dan gendang. Untuk mengamati kegiatan berkesenian mereka dengan pola dan irama khas Mandar dapat dilihat pada saat dilehat acara kenduri budaya atau pesta perkawinan dan acara syukuran. Bahkan acara serupa dapat pula ditemui pada pementasan-pementasan seni taradisional yang memang diperuntukan untuk pergelaran kesenian tradisional masyarakat Mandar.
T. SENI MUSIK TRADISONAL
Selain kepandaian seniman tradisi dalam menabuh perkusi beberapa bentuk kesenian tradisional yang dapat ditemui di Polewali Mandar adalah, kepandaian mereka dalam memainkan kecapi Mandar, keke (alat tiup yang terbuat dari bambu), gongga (alat pukul terbuat dari bambu), calong (alat pukul yang terbuat dari bilah bambu dan batok kelapa). Juga kesenian jenis sayang-sayang yang kesemuanya itu biasa dipertontonkan pada saat digelar acara-acara perkawinan, syukuran dan pergelaran khusus seni pertunjukan.
U. ALAT MUSIK TRADISI DAN DRAMA
Selain alat-alat musik khas Mandar di Kabupaten Polewali Mandar, beberpa bentuk kesenian pun dapat dinikmati seperti pertunjukan seni drama tradisional yang alur ceritanya dan setting penokohannya beranjak dari latar belakang cerita kebudayaan dan tradisi masyarakat Mandar. Karya-karya seupa ini biasanya disusun oleh beberapa kelompok komunitas kesenian rakyat yang memang ajang melakukan aktivitas pertunjukan kesenian rakyat.
V. SENI TARI DAN GERAK
Seni tari dan gerak juga akan menjadi ikon tersendiri masyarakat Mandar di Kabupaten Polewali Mandar, yang menarik untuk dinikmati sebagai persembahan kesenian tradisional. Mulai dari tari tradisional yang menawarkan pergelaran seni tari dengan konsep dasar tari tradisional Mandar seperti Pattu�du hingga pada seni tari yang bersifat eksploratif seperti tari kreasi lainnya. Demikian pula seni gerak lainnya seperti pa�dego dan pa�macca (keduanya sejenis pertunjukan gerak tradisi Mandar) tetapi menyuguhkan gerak-gerak yang indah sehingga layak untuk dikonsumsi sebagai pertunjukan kesenian.
W. SENI KRIYA DAN ARSITEKTUR
Bidang lain dari kesenian khas Mandar yang juga dapat diamati di Polewali Mandar adalah beberapa bentuk ukiran. Mulai dari patung, hingga bentuk-bentuk ukiran untuk hiasan dan rumah-rumah panggung milik warga masyarakatnya. Ada ciri pahatan dan ukiran Mandar yang tersisa disetiap hasil aktivitas kesenian ini. Membuat ia menjadi menarik dan berbeda dengan daerah-daerah lainnya, sebab memiliki nilai dan makna tersendiri sebagai bagian dari pemahaman konsep dasar seni ukir atau pahat dan arsitektur orang Mandar.
X. MAKANAN KHAS
Makanan khas juga menjadi bahagian lain yang menarik untuk dinikmati pada kunjungan setiap orang yang datang ke Kabupaten Polewali Mandar. Ada banyak makanan khas yang tentu tidak akan ditemui di daerah lain. Untuk menikmati makanan khas maka dapat diperoleh di kedai-kedai rakyat yang terdapat di beberapa kecamatan di Polewali Mandar yang untuk mendapatkannya juga langsung dapat dinikmati di tempat pembuatannya. Sekaligus melihat dari dekat proses pembuatannya.
Selain di kedai-kedai rakyat di kampung-kampung, makanan khas Mandar juga dapat diperoleh dibeberapa tempat penjualan di pinggir jalan yang memang telah dipersiapkan menjadi tempat persinggahan bagi para pejalan yang langsung dapat menikmatinya. Seperti di Kecamatan Campalagian dan Tinambung. Selain itu, makanan khas masyarakat Mandar juga dapat diperoleh di beberapa pasar tradisional yang bertebaran hampir di semua kecamatan di Kabupaten ini.
Y. SOUVENIR
Selain penganan atau makanan-makanan khas, untuk melengkapi kunjungan para petandang budaya dan pariwisata di Polewali Mandar. Juga tertawarkan beberapa bentuk dan jenis souvenir yang tersedia di beberapa pasar tradisional. Mulai dari sarung sutera Mandar yang cukup digemari oleh para pendatang dengan keragaman corak dan warna tergantung kepada status penggunanya. Juga bentuk souvenir lain yang berupa keterampilan miniatur perahu sandeq, kecapi Mandar dan beberapa jenis kap lampu yang bahan dan bentuknya diambil dari potensi alam dan budaya Polewali Mandar. Sehingga melakukan perjalanan ke Polewali Mandar, barang bawaan sebagai oleh-oleh bahkan kado perjalanan dari Tanah Mandar kiranya cukup untuk dibagi-bagi sebagai bukti bahwa benar kita telah berkunjung ke Tanah Mandar.
Z. PENUTUP
Segera setelah perjalanan seharian telah terlewatkan di Kabupaten Polewali Mandar. Maka matahari akan kembali ke peraduannya dan mengantarkan setiap pelancong dan pendatang untuk istirahat dan tertidur, seraya mengingat-ngingat kembali betapa indah perjalanan seharian di Tanah Mandar seakan melengkapi sebuah kenyataan bahwa betul kita yang pejalan budaya dan petandang wisata telah menjadi orang Mandar yang sungguh-sungguh orang Mandar. Yang bergumul dan menyatu dengan Mandar dengan segenap lekuk-lekuk irama kebudayaan dan alamnya yang indah nan eksotik. Dengan senyum masyarakat Mandar yang selalu siap merekah kepada setiap pendatang.
Dengan ditemani matahari yang akan tenggelam dan kembali keperaduannya meninggalkan semburatnya dengan warna cantik diatas puncak-puncak perbukitan dan pegunungan. Pengantar lelap dalam tidur panjang di tengah alam Mandar, sebab keesokan harinya kita akan terbangun bersama untuk menatap Polewali Mandar. Menatap Tanah Mandar dengan keanekaragamannya dan keluhuran budayanya sebagai sebuah entitas agung juga luhur.
Posting Komentar