Kemilau Keindahan Alam Biduk-Biduk Mulai Banyak Dilirik
Posted: November 8, 2014 in News n FunsTags: Biduk-biduk, Destinasi Wisata Kabupaten Berau, Destinasi Wisata Kalimantan Timur, Labuan Cermin, Teluk Sulaiman, Teluk Sumbang
Biduk-biduk! Nama daerah yang unik saat terdengar. Biduk memiliki makna perahu sehingga biduk-biduk adalah perahu-perahu. Berdasarkan informasi yang didapatkan, dulu banyak perahu yang melintasi daerah ini, sehingga akhirnya daerah ini disebut biduk-biduk.
Biduk-biduk merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Kemilau biduk-biduk sudah mulai banyak dilirik wisatawan untuk menikmati keindahan alamnya, termasuk saya sendiri. Pada mulanya yang saya ketahui hanyalah danau labuan cermin yang memukau, namun ternyata ada beberapa spot lainnya yang menarik untuk dikunjungi. Biduk-biduk memiliki destinasi wisata berupa danau labuan cermin (danau dua rasa), teluk sulaiman (snorkling di pulau kaniungan besar dan kaniungan kecil), dan teluk sumbang (menikmati air terjun).
Going to Biduk-Biduk…
Pada bulan Oktober 2014, memanfaatkan libur hari raya Idul Adha, saya mengikuti ajakan teman untuk melihat biduk-biduk dari dekat. Setelah mencari makan malam berupa nasi+lalapan ayam di tenda makan pinggir jalan dekat pasar sanggam adji dilayas dan menjemput sepasang anggota rombongan lainnya, rombongan yang total berjumlah 8 orang berangkat dari tanjung redeb, ibukota kabupaten berau, menuju kecamatan biduk-biduk sekitar pukul 21.30 WITA.
Perjalanan dari tanjung redeb menuju biduk-biduk adalah sekitar 6-8 jam. Dengan mobil sewaan, rombongan memulai perjalanan dengan rute tanjung redeb – sambaliung – suaran – tabalar – biantan – talisayan – batu putih – biduk-biduk. Selama perjalanan, anda akan berjalan dibawah jembatan dimana jalan di atas jembatan merupakan jalan hauling PT. Berau Coal, melewati hutan kalimantan, dan melintasi area perkebunan sawit yang cukup panjang.
Waktu menunjukkan sekitar pukul 04.00 WITA, mobil pun ditepikan di dekat masjid di area desa labuan kelambu, kecamatan biduk-biduk. Karena konsep perjalanan kali ini adalah one-day-trip, rombongan tidak melakukan check in di penginapan melihat waktu kedatangan subuh. Sebagian ada yang tidur di selasar masjid, sebagian lagi ada yang tidur dalam mobil. Sekitar pukul 06.45, kami menuju rumah salah satu kolega kerja yang sedang cuti setelah melakukan hubungan telepon untuk meminta bantuan mencarikan perahu yang dapat digunakan menyebrang dari teluk sulaiman. Hari ini adalah hari raya Idul Adha, setelah sampai di rumah kolega, sebagian orang dari rombongan melakukan shalat
id di masjid terdekat.
id di masjid terdekat.
Selesai sebagian rombongan menunaikan ibadah shalat id, pembicaraan mengenai pencarian kapal pun dimulai. Beruntung sekali, kolega tersebut sangat bersedia menjadikan rumahnya sebagai “base camp” kami dan juga bersedia mencarikan perahu untuk menyebrang dari teluk sulaiman. Setelah pembicaraan dilakukan, kami sepakat untuk pergi ke danau labuan cermin terlebih dahulu sambil menunggu kabar perahu yang akan mengantarkan kami ke teluk sulaiman.
Danau Labuan Cermin hanya sejengkal lagi
Di labuan cermin terdapat tempat penyewaan alat snorkling dan life jacket. Sangat disayangkan harga sewa yang ditawarkan saat kami ke sana sangat berbeda dari informasi yang telah kami dapatkan sebelumnya. Harga sewa alat snorkling (hanya kacamata dan alat bantu pernafasan) sebesar Rp50ribu bila digunakan hanya di labuan cermin dan Rp100ribu bila digunakan diluar labuan cermin. Life jacket disewakan dengan harga Rp15ribu bila digunakan di labuan cermin dan Rp30ribu bila digunakan di luar labuan cermin. Sangat berbeda dari informasi sebelumnya yang didapatkan sebelumnya dimana harga sewa alat snorkling lengkap hanya Rp20-35 ribu. Harga sewa ini sangat jauh lebih mahal dibanding harga sewa alat snorkling lengkap (kacamata, alat bantu pernafasan, dan fin) di kepulauan derawan, dimana hanya disewakan seharga Rp 50ribu/hari. Saya tidak mengetahui apakah dikarenakan “aji mumpung” di hari raya idul adha sehingga harga naik. Padahal harga sewa alat snorkling di kepulauan derawan adalah harga saat hari raya Idul Fitri.
Di dermaga labuan cermin, rombongan harus kecewa karena perahu yang akan mengantarkan ke danau labuan cermin baru akan dibuka pukul 12.00. Setelah menunggu satu jam, rombongan pun memutuskan untuk balik ke base camp, menanyakan kembali mengenai perahu yang akan mengantarkan ke teluk sulaiman.
Di base camp, kami disuguhkan oleh hidangan masakan laut oleh sang tuan rumah. Ikan merah bakar, ikan merah goreng, dan ikan kerapu dengan sambal belimbing menjadi menu santap siang untuk mengisi perut yang kosong. Sungguh jamuan makan yang sangat nikmat, menghilangkan sejenak kekecewaan sebelumnya karena tidak bisa menyebrang ke labuan cermin.
Kemilau Teluk Sulaiman
Puas dengan menu makan siang dan istirahat sebentar, kami pun diantar ke dermaga di teluk sulaiman. Di dermaga, kami ada plang yang sangat menarik di pos penjagaan TNI AL. “Ragu-Ragu Kembali”. Melihat plang yang ada, membuat senyum pun melebar. Setelah menunggu sekitar 15 menit di dermaga, kami pun mendapatkan perahu yang mengantarkan kami menyebrang di teluk sulaiman menuju pulau kaniungan besar setelah melakukan negosiasi harga sewa perahu. Kami menawar Rp 400 ribu untuk sewa perahu tersebut.
Perjalanan menuju pulau kaniungan besar memakan waktu sekitar 30-45 menit. Sesampainya di kaniungan besar, kami mulai mencari spot snorkling dan mengitari pulau. Karena tidak menemukan spot yang cukup menarik, kami pindah spot. Di spot baru yang ditawarkan, cukup menarik walau tidak seindah di kepulauan derawan.
Dari Teluk Sulaiman, kami pun kembali ke base camp untuk pamitan dengan tuan rumah dan kembali menuju danau labuan cermin. Sayangnya sesampainya disana, pengelola tidak bersedia mengantarkan rombongan menyebrang ke danau labuan cermin karena perahu terakhir berangkat pukul 16.00. Kami sampai sekitar pukul 16.45. Negosiasi yang dilakukan pun tidak membuahkan hasil. Kekecewaan pun kembali terasa. Untuk menghilangkan kekecewaan yang ada, rombongan pun berfoto ria di dermaga.
Sangat disayangkan rombongan tidak dapat menyebrang ke danau labuan cermin. Dari foto yang ditunjukkan oleh teman yang sudah pernah ke danau labuan cermin, pemandangan didalam sangatlah memukau. Air yang berwarna hijau sangatlah jernih, bahkan di siang hari, anda seolah bisa bercermin saat memandang ke air danau. Dari informasi yang didapat, bila ingin melihat ikan, pengunjung harus mendekati pompa PDAM yang ada.
Foto oleh Alvin
Rombongan pun sempat melihat aksi anak-anak yang sedang bermain di dermaga labuan cermin. Anak-anak yang sangat hebat dan berani bergelantungan di tali penambat kapal dan melompat dari atas kapal nelayan yang sedang berlabuh, menjadi suguhan yang sangat menarik untuk diabadikan.
Waktu pun sudah mulai malam, kami pun mandi dan santap malam di warung hijau dekat dermaga labuan cermin. Kembali menu ikan menjadi pilihan santap malam yang ada. Puas makan malam, rombongan harus segera bergegas kembali ke tanjung redeb karena esok pagi harus kembali bekerja.
Teluk Sumbang
Sebagai tambahan, sebenarnya biduk-biduk memiliki destinasi lain, selain labuan cermin dan teluk sulaiman, yaitu air terjun yang berada di teluk sumbang. Sayangnya karena keterbatasan waktu, kami juga tidak dapat berkunjung ke teluk sumbang. Pemandangan air terjun di teluk sumbang sangat bagus, seperti foto yang ditunjukkan oleh teman.
Berharap di lain kesempatan dapat kembali berkunjung ke biduk-biduk untuk menikmati lebih lama keindahan dan keramahan masyarakat sekitar. Selamat menikmati kemilau biduk-biduk bagi anda yang telah merencanakan berwisata kesini. Selamat berwisata!
MARATUA, MENIKMATI SUNSET DAN KEINDAHAN BAWAH LAUT YANG MENAWAN
Posted: August 24, 2014 in News n FunsTags: Destinasi Wisata Kabupaten Berau, Destinasi Wisata Kalimantan Timur, Harga Sewa Maratua Paradise Resort, Maratua, Maratua Paradise Resort
Maratua merupakan salah satu dari 31 pulau dari Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Pulau Maratua berada di Laut Sulawesi yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Filipina. Pulau yang memiliki luas sekitar 384 km2 ini, merupakan pulau berpenghuni seperti halnya pulau derawan. Berdasarkan informasi yang diterima, ada sekitar 3168 jiwa yang menghuni pulau eksotis ini. Pulau Maratua dibagi menjadi empat kampung, yaitu Kampung Tanjung Harapan, Teluk Alulu, Bohesilian, dan Payung-payung. Pulau Maratua memiliki dua objek atraksi yaitu atraksi wisata daratan dan atraksi wisata perairan. Untuk atraksi wisata daratan, anda dapat mengunjungi gua-gua (sambat, tangkapa, angkal-angkal, dll), hutan bakau (teluk pea, teluk alulu, dll), batu payung, dan berbagai spot pantai yang menarik. Atraksi wisata perairan terdiri dari spot terumbu karang (boat jetty, lumantang, light house, dll), spot berbagai ikan besar dan kecil (big fish country, leo’s point, second channel, dll), spot penyu (turtle parade,turtle point), spot manta, dan berbagai spot lainnya.
Pulau Maratua adalah pulau terakhir yang dikunjungi rombongan di Kepulauan Derawan. Setelah sampai di dermaga Maratua, rombongan dengan siaga menaruh seluruh barang bawaan terlebih dahulu di homestay tempat menginap. Untuk tinggal di homestay, anda cukup mengeluarkan Rp150rb-Rp200rb/malam. Biaya yang tentunya cukup terjangkau. Spot selanjutnya adalah menikmati Maratua Paradise Resort. Untuk mencapai spot tersebut, rombongan harus menyewa motor dan menyusuri jalan di pulau maratua yang tidak lebar, hanya sekitar 3m, selama kurang lebih 15 menit.
Maratua Paradise Resort merupakan resort yang dimiliki oleh warga negara berkebangsaan Malaysia. Resort ini memiliki dua jenis tempat untuk menginap yaitu water villa dan beach villa. Tarif per orang untuk dapat menginap di water villa adalah Rp 770.000/malam dan beach villa adalah Rp 605.000/malam. Tarif sewa tersebut sudah termasuk dengan makan tiga kali. Resort yang sangat menawan tentunya sesuai dengan tarif per malam yang menguras kantong. Namun bagi anda yang tidak memiliki masalah dengan hal tersebut, Maratua Paradise Resort merupakan tempat terbaik untuk menginap di Pulau Maratua. Namun bagi anda yang ingin backpacker dan lebih dekat dengan masyarakat lokal, silahkan menginap di homestay yang tarifnya lebih hemat di kantong.
Sang surya pun mulai terbenam. Menikmati sunset di Maratua Paradise Resort merupakan pemandangan yang begitu luar biasa indahnya. Resort yang berada diatas perairan pulau maratua tampak begitu indah dengan background tenggelamnya sang surya. Tenggelamnya sang surya membuat rombongan untuk segera kembali ke tempat menginap, membersihkan diri dan menyantap makan malam yang telah disediakan oleh sang tuan rumah. Malam pun dihabiskan di Maratua. Sebagian orang ada yang langsung tidur, sebagian orang lagi ada yang lari ke dermaga untuk mencari sinyal telekomunikasi. Tidak seperti di Derawan, sinyal telekomunikasi di sebagian wilayah Pulau Maratua tidaklah bagus karena jangkauan pemancar tidak menyeluruh pulau maratua.
Pukul 06.00, saya dibangunkan oleh kawan untuk pergi menikmati pagi hari di dermaga. Sayang sang fajar sudah menyingsing. Namun menikmati pagi hari di dermaga mengobati hal tersebut. Dari dermaga, air laut yang sangat jernih membuat penyu di sekitar dermaga terlihat sangat jelas. Beberapa orang kawan berusaha untuk dapat menangkap penyu tersebut untuk dapat difoto, namun tak berhasil karena penyu-penyu tersebut sangat lihai, menjauh saat didekati. Sang surya pun semakin naik ke atas menerangi angkasa, kerumunan orang baik warga lokal dan wisatawan semakin banyak datang ke dermaga untuk menikmati keindahan yang ditawarkan.
Waktu pun menunjukkan pukul 08.00, kami harus segera kembali ke homestay untuk segera packing karena rombongan akan dijemput satu jam lagi oleh kapal motor yang mengantarkan rombongan selama berada di Kepulauan Derawan. Perjalanan ini pun harus segera berakhir seiring libur lebaran telah usai dan sebagian orang dalam rombongan ada yang sudah harus masuk bekerja shift malam. Liburan yang singkat namun sangat berkesan. Menikmati keindahan Kepulauan Derawan yang menawan. Semoga kelak di kemudian hari dapat kembali lagi kesini.
DANAU PURBA PULAU KAKABAN, DANAU UBUR -UBUR UNIK DAN LANGKA
Posted: August 21, 2014 in News n FunsTags: Asal Mula Terbentuknya Danau Kakaban, Danau Ubur-Ubur Kakaban, Destinasi Wisata Kabupaten Berau, Destinasi Wisata Kalimantan Timur, Pulau Kakaban
Kakaban merupakan salah satu pulau yang termasuk ke dalam kepulauan derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Kakaban memiliki luas sekitar 774.2 Ha. Kakaban terkenal sampai ke mancanegara karena danau seluas 5km2 menjadi habitat Stingless Jellyfish (ubur-ubur). Stingless Jellyfish, dengan ekosistem dan karakteristik yang sama, hanya dapat ditemukan di dua tempat di dunia, yaitu Danau Kakaban dan Pulau Palau, Kepulauan Micronesia.
Asal Mula Terbentuknya Danau Kakaban
Berdasarkan informasi yang didapatkan, danau kakaban sebelumnya merupakan laguna dari sebuah atol berupa karang lebih dari 2juta tahun yang lalu dumana pada jaman itu terjadi proses pengangkatan selama beberapa ribu tahun yang membuat terumbu karang disekelilingnya naik di atas permukaan laut. Air laut pun terperangkap di dalam pematang dengan ketnggian 50 m. (Disadur dari Terangi – Yayasan Terumbu Karang Indonesia). Batuan karang yang keras dan tebal menyebabkan air tersebut tidak dapat keluar dan membentuk danau kakaban. Hujan yang berlangsung selama ribuan tahun tertampung di danau dan menyebabkan danau kakaban yang mulanya asin menjadi payau. Danau kakaban sendiri dikelilingi oleh berbagai pohon bakau yang sangat asri.
Kemahsyuran danau ubur-ubur yang berada di Pulau Kakaban menarik perhatian banyak peneliti dan wisatawan termasuk rombongan trip yang saya ikuti. Ya, rombongan pun melanjutkan perjalanannya ke Pulau Kakaban setelah puas melihat tukik dan keindahan bawah laut Pulau Sangalaki. Pulau Kakaban sendiri termasuk kedalam kampung payung-payung, seperti dengan Pulau Maratua. Mendekati Pulau Kakaban, sang juru mudi kapal motor meminta rombongan untuk berjalan kaki menuju dermaga karea surutnya air laut tidak memungkinkan kapal motor yang ditumpangi bersandar langsung di dermaga. Rombongan pun harus turun dan berjalan kaki melintasi batuan karang untuk menuju ke dermaga.
Sesampainya di Dermaga, terpampang gerbang pintu masuk Pulau Kakaban dengan loket tiket masuk berada di sebelah kiri. Untuk memasuki kawasan Pulau Kakaban, setiap pengunjung domestik dikenakan biaya Rp 20.000 / org, harga tiket masuk ini mengalami kenaikan per tanggal efektif 01 April 2014 sesuai dengan surat pengumuman kepala kampung payung-payung bulan Februari 2014. Harga tiket yang tergolong murah untuk menikmati keindahan danau kakaban.
Setiap tempat wisata memiliki peraturan dan tata tertib yang berlaku. Begitu pula dengan tata tertib di Pulau Kakaban. Setiap wisatawan yang datang dipinta untuk mematuhi konsep “2U dan 3J” yaitu :
2U
1. Usahakan berenang dahulu di danau baru di laut. Biota-biota laut (plankton, larva hewan, dll) dapat terbawa masuk ke dalam danau dan menjadi pesaing hidup ubur-ubur di habitatnya sendiri
2. Usahakan membawa kembali sampah ke tempat pembuangan sampah di daerah asal
3J
1. Jangan memakai tabir surya saat berkunjung di danau. Bahan-bahan kimia pada tabir surya dapat mencemari perairan danau
2. Jangan membuang sampah di Pulau Kakaban. Sampah hanya akan mencemari keaslian dan keunikan Pulau Kakaban
3. Jangan menangkap atau membawa ubur-ubur keluar dari habitatnya. Habitat asli ubur-ubur Kakaban adalah di Danau Kakaban. Memindahkannya sama dengan mengusir dari rumahnya
Selain peraturan yang terpampang, selama berada di danau kakaban, setiap wisatawan dilarang menggunakan fin (kaki katak) karena ditakutkan akan melukai ubur-ubur danau kakaban.
2U
1. Usahakan berenang dahulu di danau baru di laut. Biota-biota laut (plankton, larva hewan, dll) dapat terbawa masuk ke dalam danau dan menjadi pesaing hidup ubur-ubur di habitatnya sendiri
2. Usahakan membawa kembali sampah ke tempat pembuangan sampah di daerah asal
3J
1. Jangan memakai tabir surya saat berkunjung di danau. Bahan-bahan kimia pada tabir surya dapat mencemari perairan danau
2. Jangan membuang sampah di Pulau Kakaban. Sampah hanya akan mencemari keaslian dan keunikan Pulau Kakaban
3. Jangan menangkap atau membawa ubur-ubur keluar dari habitatnya. Habitat asli ubur-ubur Kakaban adalah di Danau Kakaban. Memindahkannya sama dengan mengusir dari rumahnya
Selain peraturan yang terpampang, selama berada di danau kakaban, setiap wisatawan dilarang menggunakan fin (kaki katak) karena ditakutkan akan melukai ubur-ubur danau kakaban.
Setelah membeli tiket masuk, dengan langkah yang pasti, rombongan pun menyusuri jalan berupa konstruksi jembatan kayu ulin menuju Danau Pulau Kakaban. Konstruksi jembatan kayu ini tergolong kokoh dan aman, namun tetap harus waspada terutama saat musim hujan, karena lantai jembatan basah dan licin. Setelah berjalan kurang lebih 5menit, danau kakaban pun terlihat.
Melihat Lebih Dekat Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Sesampainya di tepi danau, tanpa membuang banyak waktu, setelah meletakkan berbagai barang bawaan ditepi danau, satu per satu dari rombongan menyeburkan diri ke danau kakaban. Pengalaman yang sangat luar biasa dapat melihat ubur-ubur dari dekat, bahkan dapat memegangnya (dengan halus) tanpa harus merasa takut disengat. Tempat yang sangat menakjubkan!
Di danau kakaban sendiri, terdapat empat jenis ubur-ubur, yaitu
1. Aurelia Aurita : berbentuk seperti piring transparan
2. Tripedalia Cystophora : berukuran paling kecil dibandingkan ketiga spesies ubur-ubur dan sulit ditemukan karena ukurannya yang kecil dan jumlahnya yang sedikit
3. Mastigias Papua : banyak terlihat di danau air asin
4. Cassiopeia Ornata : banyak terlihat di dasar danau dalam posisi terbalik dimana tentakelnya diarahkan menghadap sinar matahari supaya alga simbiotik yang berada di tentakelnya dapat berfotosintesis.
Di danau kakaban sendiri, terdapat empat jenis ubur-ubur, yaitu
1. Aurelia Aurita : berbentuk seperti piring transparan
2. Tripedalia Cystophora : berukuran paling kecil dibandingkan ketiga spesies ubur-ubur dan sulit ditemukan karena ukurannya yang kecil dan jumlahnya yang sedikit
3. Mastigias Papua : banyak terlihat di danau air asin
4. Cassiopeia Ornata : banyak terlihat di dasar danau dalam posisi terbalik dimana tentakelnya diarahkan menghadap sinar matahari supaya alga simbiotik yang berada di tentakelnya dapat berfotosintesis.
Selama berada di Pulau Kakaban, berbagai dokumentasi pun diabadikan untuk menjadi tanda jejak langkah kaki di pulau yang memiliki danau eksotis ini. Sebagai saran saat melakukan dokumentasi, usahakan melakukan dokumentasi jauh dari tepi danau untuk mendapatkan kualitas gambar yang lebih jernih karena semakin jauh dari tepi danau, air danau lebih jernih sehinggan pandangan lebih jelas.
Keterbatasan waktu kembali menjadi penghambat rombongan untuk berlama-lama menikmati pengalaman luar biasa ini. Pengalaman melihat bahkan memegang ubur-ubur (dengan halus) Pulau Kakaban tak akan terlupakan. Keindahan dan ekosistem Pulau kakaban yang menawan ini patut dijaga dan dilestarikan, terutama oleh setiap wisatawan yang datang. Marilah setiap wisatawan mematuhi tata tertib yang berlaku selama berkunjung di Pulau Kakaban (2U & 3J). Selamat berlibur! Selamat merasakan pengalaman tak terlupakan di danau ubur-ubur Pulau Kakaban
SANGALAKI, MELIHAT PENYU HIJAU DAN PARI MANTA DARI DEKAT
Posted: August 19, 2014 in News n FunsTags: Destinasi Wisata Kabupaten Berau, Destinasi Wisata Kalimantan Timur, Pari Manta, Penyu Hijau, Pulau Sangalaki, Tukik
Pulau Sangalaki adalah tujuan pertama rombongan setelah semalam menginap di Pulau Derawan. Sangalaki adalah salah satu pulau dari 31 pulau yang termasuk ke dalam Kepulauan Derawan. Pulau Sangalaki memiliki luas sekitar 15.9 Ha dengan bentang pantai yang cenderung datar. Bila anda ingin mengelilingi pulau ini, hanya dibutuhkan waktu 30 menit untuk menikmati jernihnya air laut dengan gradasi warna menawan, pasir pantai berwarna putih dan bergradasi kasar dengan berbagai satwa liar yang terdapat didalamnya seperti biawak, elang bondol, dan berbagai jenis burung. Perlu diingatkan selama kunjungan di Pulau Sangalaki untuk mematuhi beberapa peraturan yang berlaku seperti tidak membuang sampah di pantai dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Pulau Sangalaki tergolong sangat sepi dan tenang, berbeda dengan Pulau Derawan dan Pulau Maratua yang sudah ramai dengan berbagai resort dan tempat penginapan serta pemukiman warga. Namun di area Pulau Sangalaki ini terdapat sebuah resort yang dapat dijadikan tempat menginap. Sangalaki Dive Lodge Resort yang dikelola oleh PT. Sangalaki Manta Paradise memiliki 12 cottage, kafetaria, dan kios cinderamata dimana harga sewa cottage per malam adalah US$ 50 atau sekitar Rp 500.000 / malam. Didalam cottage terdapat dua buah tempat tidur dan kamar mandi dengan view cottage mengarah ke pantai pasir putih khas Pulau Sangalaki.
Pulau Sangalaki terkenal dengan konservasi penyu hijaunya. Berdasarkan informasi yang didapatkan bahwa setiap malam sepanjang tahun, terdapat 10-30 ekor penyu bersarang di Pulau Sangalaki. Pada malam hari, banyak ditemukan penyu yang naik ke darat untuk bertelur. LSM Turtle Foundation mengawasi setiap aktivitas ini dimana para petugas akan memindahkan telur yang letaknya terlalu dekat dengan laut ke tempat penetasan telur penyu semi alami. Sayangnya saat rombongan datang kesana, saat pagi hari sehingga tidak ditemukan aktivitas penyu hijau yang sedang bertelur. Namun hal tersebut sedikit terobati dengan beberapa ekor tukik yang ditempatkan oleh petugas untuk dilihat oleh wisatawan. Dengan sigap, seorang demi seorang dari rombongan memegang dan berfoto bersama anak penyu yang mungil tersebut. Seorang petugas jaga dengan siaga memperhatikan setiap tingkah wisatawan dan memberikan penjelasan mengenai penyu hijau serta menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan oleh wisatawan. Ternyata, seekor tukik yang baru menetas itu tidak perlu diberikan makan karena seekor tukik menyimpan cadangan makanan yang berada di perutnya sebelum tukik-tukik tersebut dilepas ke alam bebas. Pelepasan tukik-tukik itu pun sebenarnya cenderung dilakukan pada malam hari dengan tujuan menghindari predator sehingga tukik-tukik tersebut memiliki kesempatan bertahan hidup lebih besar.
Surga Bawah Laut Menawan Pulau Sangalaki
Setelah asik berfoto dengan tukik, rombongan pun diajak ke spot snorkling untuk melihat keindahan bawah laut di sekitar Pulau Sangalaki. Dari atas kapal, perairan laut yang jernih dapat membuat bayang-bayang dasar laut dengan terumbu karangnya tampak terlihat. Snorkling pun dimulai. Sebelum membenamkan diri ke air, tak lupa peralatan snorkling yang telah disewa dikenakan. Banyaknya spesies ikan dan terumbu karang tampak terlihat jelas. Air yang sangat jernih memudahkan penglihatan untuk memandang keindahan bawah laut di depan mata. Sayangnya rombongan tidak menemukan pari manta di spot ini. Hal ini cukup membuat saya kecewa. Namun kekecewaan itu bukanlah hal yang tampak besar karena setidaknya keindahan bawah laut yang terpampang jelas sejauh mata memandang yang tampak begitu luar biasa. Berbekal kamera underwater yang dibawa, dengan semangat membara rombongan mendokumentasikan keindahan bawah laut yang terlihat dan melakukan berbagai gaya untuk menandakan kehadiran kawan-kawan di pulau ini.
Terasa waktu sangat singkat disini. Rombongan pun harus kembali naik ke kapal untuk melanjutkan perjalanan menikmati keindahan pulau lainnya yang berada di kawasan Kepulauan Derawan. Berharap dapat kembali berkunjung ke Pulau Sangalaki dan memiliki lebih banyak waktu menikmati keindahan bawah lautnya, melihat berbagai spesies terumbu karang dan ikan, dan tentunya pari manta yang menjadi buah bibir di Pulau Sangalaki ini. Wonderful Indonesia! Cintai Negerimu Sayangi Negerimu
DERAWAN, SURGA ALAM DALAM MIMPI YANG MENJADI KENYATAAN
Posted: August 17, 2014 in News n FunsTags: Destinasi Wisata Kabupaten Berau, Destinasi Wisata Kalimantan Timur, Harga Penginapan Derawan, Pulau Derawan
(Sumber : derawanku.blogspot.com)
Pada bulan Juli 2014, bermodal ajakan teman sekerja untuk menghabiskan libur lebaran dengan suasana yang berbeda, saya gabung bersama rombongan yang berjumlah 20 orang menuju Kepulauan Derawan yang terletak di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Jaraknya sangat dekat dengan tempat kerja, hanya membutuhkan waktu sekitar 1-1.5 jam perjalanan darat dari Desa Sambakungan ke Dermaga Tanjung Batu, tempat menyebrang ke Pulau Derawan dan pulau-pulau sekitarnya. Bila anda dari Bandara Kalimarau (Bandara Kabupaten Berau), waktu tempuh menuju Dermaga Tanjung Batu sekitar 2.5-3.5 jam, tergantung laju kendaraan anda. Bila anda ingin mengendarai kendaraan pribadi sendiri, anda harus berhati-hati karena banyak jalan berlubang dan area longsoran di berbagai titik.
(Sumber : beraukab.go.id)
Waktu menunjukkan sekitar pukul 17.40 WITA, kami berangkat dari Desa Sambakungan dan sampai di Dermaga Tanjung Batu sekitar pukul 18.45 WITA. Selama perjalanan, pandangan yang disuguhkan adalah tanaman pertanian dan perkebunan (termasuk sawit), hutan tropis kalimantan, dan lahan yang habis dibakar untuk dijadikan area perkebunan sawit. Sesampainya di dermaga, rombongan harus menunggu kapal yang akan menyebrangkan rombongan menuju Pulau Derawan, tempat menginap di hari pertama. Sambil menunggu kapal, mayoritas teman santap malam terlebih dahulu berbekal nasi kotak malam yang telah dibawa. Sekitar pukul 20.00, kapal yang dinanti pun tiba di dermaga. Kapal dengan nama lambung Nouri 3 mengantarkan rombongan dari Dermaga Tanjung Batu menuju Dermaga Pulau Derawan. Perjalanan menuju Pulau Derawan dari Dermaga Tanjung Batu adalah 30-60 menit, tergantung faktor ombak yang mempengaruhi kecepatan kapal dan jenis kapal. Waktu pun menunjukkan pukul 20.40 saat rombongan tiba di Dermaga Pulau Derawan. Dengan estafet dan semangat gotong royong, setiap orang mengambil posisi menurunkan seluruh barang bawaan dari kapal untuk dinaikkan ke Dermaga.
Selanjutnya, kami langsung meluncur ke tempat penginapan. Mandi dan bersih-bersih menjadi hal yang wajib dilakukan untuk membersihkan diri dari keseharian bekerja di hari terakhir puasa yang melelahkan. Sehabis bersih-bersih diri, rombongan pun langsung berpencar dan terbagi menjadi beberapa kelompok untuk menikmati malam di Pulau Derawan. Pulau Derawan sendiri sudah cenderung ramai dengan berbagai penginapan, rumah makan, tempat jual beli souvenir, tempat sewa sepeda dan alat snorkling, dan tentunya perumahan warga dengan segala fasilitas umum dan fasilitas khususnya, layaknya permukiman lainnya. PAUD, lapangan olahraga, masjid, dan puskesmas pembantu adalah sebagian fasum dan fasus yang tampak dalam penglihatan mata saya. Di Pulau Derawan, telah terdapat kantor cabang Bank Kaltim. Jadi anda tidak perlu khawatir bila kehabisan uang, dengan bermodalkan atm bersama, anda bisa menarik uang anda untuk membeli berbagai souvenir dan menikmati berbagai kuliner dalam memenuhi hasrat anda selama berada di kawasan nan eksotis ini. Sebagai informasi, harga penginapan di Pulau Derawan berkisar Rp 150.000 – Rp 600.000 dengan biaya makan rata-rata sekitar Rp 35.000 – Rp 50.000/ porsi. Biaya sewa sepeda adalah Rp 10.000 dan biaya penyewaan alat snorkling adalah Rp 50.000 / hari. Biaya minuman dan snack di Pulau Derawan berkisar 1.2-1.5 kali lipat dari harga barang yang sama di Jakarta dan cenderung lebih mahal dibandingkan harga jual di Samarinda/Balikpapan.
Malam hari yang indah dengan hiasan bintang – bintang memancarkan cahayanya di langit tampak begitu sempurna diiringi oleh gema takbir dan berbagai bunyi petasan, memantapkan langkah saya dan beberapa kawan untuk menjelajahi sepanjang jalan di Pulau Derawan yang banyak diisi oleh berbagai tempat penginapan, toko souvenir, dan tempat rental sepeda. Langkah pun terhenti di salah satu toko souvenir, Angel Collection, yang menjual berbagai macam pernak-pernik. Setelah memilih dan membayar beberapa T-Shirt dan pernak-pernik lainnya, kami pun melanjutkan jalan-jalan malam di Pulau Derawan. Kami pun pergi dan menikmati Derawan Dive Resort (BMI) yang menawan. Waktu pun menunjukkan pukul 00.00, saya dan teman-teman memutuskan kembali ke penginapan untuk merehatkan tubuh untuk aktivitas esok hari yang akan padat.
Sang surya pun terbit. Sebagian orang berangkat ke masjid yang ada di Pulau Derawan untuk mengikuti Shalat Ied yang diadakan sekitar pukul 07.00. Sebagian orang lainnya lari ke pantai dan dermaga untuk menikmati sang fajar yang menyongsong tinggi di langit. Saya sendiri mencari sarapan pagi dan menemukan nasi kuning dengan lauk ayam dengan harga yang cukup murah, yaitu Rp 15.000 / porsi. Sehabis sarapan, saya pun persiapan barang untuk check out. Rasanya tidak puas di dalam hati ini karena belum menikmati keindahan bawah laut di Derawan. Namun beberapa jepretan foto cukup memuaskan hati menandakan jejak langkah yang telah diabadikan di Derawan.
Akhirnya, rombongan pun meninggalkan Pulau Derawan untuk menjelajahi pulau lainnya yang tergabung ke dalam Kepulauan Derawan. Pulau Derawan, pengalaman singkat namun membekas di hati. Ingin rasanya dapat kembali dan memiliki kesempatan menikmati keindahan bawah laut pulau ini. Wonderful Indonesia! Cintai Negerimu Sayangi Negerimu.
Posting Komentar